Sang Pembuka Jalan
--
Mempelai wanita itu, adalah orang yang pertama kali menjadi muridku. Kala itu aku seorang anak kuliahan semester awal yang merasa kehilangan arah karena salah jurusan, kurang pergaulan, dikucilkan karena miskin dan bepenampilan kumal. Tidak punya perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalani perkuliahan dengan nyaman. Baju yang itu-itu saja. Sepatu yang sudah berlubang sana-sini. Badan kurus, kulit teramat gelap. Ya sekarang juga masih gelap kulitnya, cuman agak mendingan. Tapi waktu itu tetep rajin mandi sehari dua kali kok. Cuman ya penampilan gak bisa bohong, gak punya uang berpengaruh ke penampilan.
Kok malah jadi dramatis.
Waktu itu ada ajakan dari seorang guru madrasah, saat kami tidak sengaja bertemu di satu musholla di daerah Bandung Timur. Beliau mengajak saya untuk mengajar ekstra kurikuler kesenian di sekolah (swasta) elit tempat dia bekerja. Karena beliau adalah guru mengaji ku, beliau tahu aku punya kemampuan seni yang cukup baik. Menabuh perkusi dan bermain keyboard electone.
Mungkin aku akan cerita lengkap tentang peristiwa itu tapi singkatnya, aku menjadi pengajar ekskul kesenian, dan disanalah aku bertemu dengannya. Seorang remaja yang berkata kepadaku untuk mengangkatnya menjadi murid. Saat itu, remaja tersebut punya problem yang cukup klasik yaitu: Bullying. Saat itu aku tidak tahu apa-apa tentang bully mem-bully, tapi fakta bahwa ada seseorang yang secara status sosial jauh tinggi diatasku, ingin berguru tentang kehidupan kepadaku, membuatku mengernyitkan dahi dan tentu saja penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin dia ketahui. Remaja ini memang cukup unik 😆
Singkat ceritanya lagi, aku dikenalkan kepada dunianya. Dikenalkan kepada keluarganya. Pertama kalinya aku masuk ke dalam rumah mewah nan elegan. Keluarganya menyambutku dengan hangat dan tangan terbuka. Menghormatiku sebagai guru dari putrinya. Sungguh, itulah untuk pertama kalinya aku diperlakukan sebagai manusia yang punya nilai. Peristiwa yang kelak mengubah jalan hidupku. Meningkatkan self esteem-ku.
Aku dianggap sebagai keluarga oleh mereka. Aku selalu diajak setiap kali ada acara kumpul keluarga besar, dan diperkenalkan sebagai anak angkat. Sungguh suatu anugrah yang teramat besar bagiku. Aku selalu merasa tidak layak. Tapi mereka selalu menerimaku dan memperbaiki kualitas hidupku. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa hidup. Aku merasa tidak sendirian.
Bertahun-tahun kemudian kami sering bertemu untuk sekedar ngobrol dan curhat. Ada beberapa kisah cinta yang murid ku tersebut ceritakan kepada ku. Ya aku hanya jadi pendengar saja karena sama sekali tidak relate dengan kisah cinta yang ia rasakan, hahaha. Maaf ya Ra! �
Lalu kemudian di bulan September ini, aku menerima kabar bahagia dari keluarga angkatku. Muridku, menikah dengan sahabatnya yang telah bersamanya selama 9 tahun terakhir. Sang lelaki, aku sudah menduganya bahwa ia adalah cinta sejati dari muridku tersebut. Feeling seorang guru dan seorang kakak, hehehe.
Hari ini aku bahagia. Menjadi salah satu bagian dari kisah hidup seseorang meskipun hanya bagian kecil. Tapi aku bahagia. Sangat bahagia.
Selamat untuk kalian. Aku sayang kalian.
Terima kasih karena telah membukakan jalan bagiku untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik.
Samawa selalu 💖
�